Batang Hari – Praktik pengoplosan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi secara terang-terangan kembali menghebohkan publik. Kali ini, sebuah video yang viral di media sosial pada Selasa, 12 Agustus 2025, menunjukkan dugaan “kencing” atau penyalahgunaan BBM oleh sebuah mobil tangki Pertamina di Rumah Makan Takana Juo, Ampelu Mudo, Tembesi, Kabupaten Batang Hari.

Scroll Untuk Lanjut Membaca
Diduga Oplos BBM Bersubsidi Secara Terang-terangan, Tangki Pertamina Elnusa Merah-putih

 

Dalam video tersebut, terlihat mobil tangki Pertamina berwarna merah putih sedang memindahkan BBM ke dalam galon. Hal ini menimbulkan kecurigaan warganet bahwa BBM tersebut dioplos dengan minyak bayat (minyak bekas). Banyak keluhan muncul dari masyarakat terkait kualitas BBM jenis Pertalite yang saat ini terasa berbeda. “Biasanya minyak Pertalite itu dipegang cepat kering di tangan, ini tidak, seperti memegang minyak solar, masih basah di tangan,” tulis salah satu warganet.

 

Indikasi Keterlibatan Oknum dan Lemahnya Pengawasan

Peristiwa ini memicu kemarahan publik yang merasa dirugikan. Banyak warganet menuding bahwa praktik ilegal ini sudah berlangsung lama dan terkesan dibiarkan oleh pihak berwenang. Mereka menduga adanya keterlibatan oknum aparat penegak hukum (APH) yang membekingi atau mendapat “jatah” dari praktik ilegal tersebut.

 

“Mereka berani karena ada yang membeking. Aparat pura-pura tidak tahu,” tulis seorang warganet. Keluhan senada juga disampaikan oleh yang lain, “Ujung-ujungnya damai, cuma jadi lahan duit bagi aparat. Bekingnya aparat semua, mana bisa diberantas.”

 

Warganet menuntut pihak kepolisian, khususnya Polsek Muara Tembesi, Polres Batanghari, dan Polda Jambi, untuk segera menindaklanjuti kasus ini. Namun, hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak berwajib.

 

Dampak Merugikan Masyarakat

Dugaan pengoplosan BBM ini tidak hanya merugikan negara, tetapi juga masyarakat secara langsung. Banyak pemilik kendaraan mengeluhkan kualitas BBM yang buruk dan menduga hal ini menjadi penyebab kerusakan pada mesin kendaraan mereka. “Tolong bagi pihak berwenang, itu sudah terbukti, ambil tindakan, sebelum motor kami rusak,” pinta seorang warganet.

 

Jika praktik ini terus dibiarkan, masyarakat akan menjadi korban utama. Mereka terpaksa membeli BBM dengan kualitas rendah yang dapat membahayakan kendaraan dan menyebabkan biaya perbaikan yang tinggi. Fenomena ini juga menunjukkan betapa rentannya sistem distribusi BBM bersubsidi di Indonesia terhadap praktik-praktik ilegal yang merugikan.

 

Pihak Pertamina diharapkan segera mengambil langkah tegas, termasuk memberikan sanksi berat kepada pihak-pihak yang terlibat. Tanpa tindakan serius dari semua pihak, termasuk aparat penegak hukum dan Pertamina, praktik ilegal ini akan terus berulang dan merugikan masyarakat luas.

Reporter: Sabli

Follow me!

Reporter: admin